sukar untukku mengungkapkan diriku dengan kata-kata,
sukar untukku menceritakan segala-galanya,
terserah kepada kalian untuk mentafsirkannya,
Aku hanyalah insan biasa yang tidak dapat lari daripada kesilapan. Andai coretan ini menguris hati kalian....Aku amat memohon maaf dari mu. Moga Allah memberikan yang terbaik untuk kita. InsyaAllah.
Awan itu kembali lagi,
Gumpalannya seperti tidak tertanggung lagi...berat dan semakin memberat,
Ahh!.. payah sekali...Hujan itu seperti turun kembali....,
Cuma kali ini dengan lebih lebat....
Beraraklah kamu wahai sang awan, Bawalah kamu bersama mendungmu, Akanku biarkanlah awan itu berlalu!!
I heard That you're settled down
That you Found a girl
And you're Married now
I heard That your dreams came true.
Guess she gave you things
I didn't give to you
Old friend
Why are you so shy?
Ain't like you to hold back
Or hide from the light
I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over
Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead."
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead,
Yeah.
You know how the time flies
Only yesterday
It was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise
Of our glory days
I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.
Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead."
Nothing compares
No worries or cares
Regrets and mistakes
They are memories made.
Who would have known
How bittersweet this would taste?
Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead"
Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead"
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead
Ikhlas. jauhkan kami dari keangkuhan yang menjadi raksasa dalam hati. bebaskan kami dari ketakjuban akan kuasa yang kononnya dimiliki. wahai Tuhan, lapangkan rezeki yang diberi penuh ikhsan ini, agar kami dapat berbahagi. ikhlaskan hati kami!
Ku biarkan ia berlalu…ku biarkan ia menjadi memori, ku biarkan ia dengan sisa-sisa langkahku, tak akanku menoleh walau sesaat sekalipun
Tentang semalam,
Akanku jadikan pengalamanku, akanku jadikan peyuntik semangatku, akanku jadikan bintang yang bakal bergelapan, tika itu, kau sinari hidupku untuk terus melangkah kehadapan
Tentang semalam,
Harusku telan walaupun pahit, harusku lupa segala-galanya, harusku terbang bersama mimpi-mimpiku, harusku kuat demi masa depan ku, Pasti ada sinar bintang di sebaliknya
Tentang semalam,
Biarku dengan hidupku, biarku lalui denai-denai kehidupan ini……..Biarku sendiri………..Andaiku bisa putarkan masa, akanku jahit imej-imej semalam itu menjadi selembar memori yang bisa menjadi penemanku di sudut suatu ketika nanti…
Kata orang, tanpa mimpi dan angan-angan, impian pasti tidak akan tercapai. Aku hanya temenung sejenak ke luar jendela. Bunyi unggas sesekali memecah kesepian malam. Fikiranku masih tertancap pada persoalan ini. Cuba bayangkan jika manusia tidak mempunyai mimpi? Bagaimana ya? Jika begitu, sudah pasti tidurnya hanya gelap dan jelaga sahaja. Tidak indah sekali! Tiada percikan sinar, tiada gemerlapan bintang dan yang hanya ada cumalah gelap malam sahaja. Ahhhhh....bosan sungguh!. Maha suci Allah telah menjadikan mimpi itu indah. Cuma kadang-kadang kita sahaja tidak pandai merealisasikan mimpi itu. Mimpi yang sebegitu hanya kekal mimipi dan tidak bisa menjadi impian. Antara mimpi dan impian, dua-dua bersangkutan. Akanku biarkan mimpi-mimpiku melakar impian yang bakal dibina. InsyaAllah.... Itu sudah pasti!!
Secalit inspirasi daripada:
Penyanyi: S club 7
Tajuk lagu: Never Had A Dream Come True
Angin petang meniup sepi. Kadang-kadang, sapaannya mengenai dan membelai rambutku. Ahhh...sungguh tenang hari ini. Aku seperti berada ke awang-awangan. Sedikit sebanyak angin sepi itu membawa diriku terbang. Aku terbang bertemankan memori-memori semalam. Cukup mempersonakan! Jiwaku mula bergetar, hatiku mula bernyanyi sunyi dan ingatanku pula mula melakari sejarah semalam. Bagaimana keadaan datuk-datuk dan nenek-nenek di sana? Apa khabar dengan mereka? Hati ini terdetik sayu. Sesekali, aku sebak mengenangkan nasib mereka. Sudah hampir setahun jejakku ditinggalkan di situ, namun perasaan hiba ini masihku simpan sehingga sekarang. Ya... Rumah Seri Kenangan Cheng, Melaka memberikanku memori yang cukup indah. Secalit memori ini disimpan lama dalam benak fikiran ini sehingga mampu aku susuri bisikan hati ini. Aku mahu ketemu mereka lagi. Aku mahu berkongsi kisah suka dan duka bersama mereka. Aku tahu, mereka sehingga sekarang masih menunggu kami. Menunggu untuk cerita semalam.
Biarkan sekeping gambar itu menceritakan segala-galanya
Sehangat memori semalam yang sempat disisipkan menjadi kenangan
Senyum tak semestinya suka,
Sedih tak semestinya duka,
Kadang-kadang senyum dan sedih itulah yang bisa membuatkan kita berfikir sejenak. Renung-renungkanlah!...
Semangatku semakin pudar. Mungkin sesekali hampir melumpuhkan diriku sendiri. Jasadku kini bisa menggerakkan roh-roh yang mencerminkan diriku sendiri. Aku termenung,.....tunduk...memikirkan apa yang bakal terjadi padaku dalam meniti saki baki hidup ini.. Ahhhhh...payah sekali...setiap yang hidup pasti akan melalui denai-denai dan titian kehidupan yang bakal melakari sebuah lagi episod dalam kehidupan kita.
Aku hanya termenung jauh. sesekali terdetik dalam diriku ini, betulkah manusia itu pelbagai? Mengapa dicipta sedemikian rupa? Mengapa tidak diciptakan manusia itu sama sahaja? Mungkin Maha Suci yang di atas sana memegang jawapannya. fikirannku masih ligat berfikir. Mengapa manusia itu juga diciptakan dengan pelbagai karenah dan sikap? Barangkali ujian yang maha Esa mungkin? Bukankah diciptakan manusia itu pelbagai?? Mengapa perluku cari jawapan lagi? Ahhhh....begitu banyak persoalan sungguh! Kusut aku dibuatnya memikirkan permainan persoalan ini.
Aku masih asyik bermain dengan fikiranku. Melayang terbang entah ke mana. Acapkali soalan-soalan itu kerap timbul dalam benak fikiranku. Sukar bagiku untuk mencarinya. Biarlah masa yang menentukan. Yang pasti, tuhan di atas sana tahu apa yang dilakukannya. Aku harus teruskan hidup. Masih banyak lagi perkara yang harusku lakukan. Persoalan-persoalan ini pasti bisa terungkai suatu hari nanti. Ya......Itu sudah pasti!
Jari jemari ligat menekan butang-butang kecil papan kekunci. Di saat ini, saya hanya ingin mencari ilham untuk menulis. Mungkin akan saya temui tidak berapa lama lagi. Saya menghabiskan masa yang agak lama pada hari ini melayari pelbagai bahan internet dan mengharapkan ilham akan ditemui juga. Di saat melalui proses pencarian ini, saya cukup tertarik dengan salah satu lirik lagu yang bagi saya cukup puitis sekali apabila dibaca dan dihayati. Liriknya cukup meruntun jiwa. Saya pertama kali tertarik saat mula-mula membaca judulnya....Menjemput Bidadari. Bukankan itu suatu yang indah? Jari jemari saya terus membuka halaman youtube yang sering menjadi laman kegemaran saya setiap masa. Saya ingin mencari maklumat lebih lanjut tentang lagu ini. Syukur Alhamdullillah, akhirnya saya ketemu juga. Alunan melodi dan liriknya cukup menyentuh jiwa. Cuba anda tutup mata sebentar dan hayati melodi dan liriknya.
Lirik Menjemput Bidadari – Epicentrum
Bila yakin telah tiba,
Teguh didalam jiwa
Kesabaran menjadi bunga
Sementara waktu berlalu
Penantian tak berarti sia sia
Saat perjalanan adalah pencarian diri
Laksana Zulaikha jalani hari
Sabar menanti Yusuf sang tambatan hati
Dipenantian mencari diri
Memohonkan ampunan dipertemukan
Segera kujemput engkau bidadari
Bila tiba waktu ketemukan aku
Ya Ilahi Robbi keras ku mencari diri sepenuh hati
Teguhkan aku dilangkah ini
Dipencarian hakikat diri
Dan izinkan kujemput bidadari
Tuk bersama menuju Mu mengisi hari…
Kini yakin telah tiba
Teguh didalam jiwa
Kesabaran adalah permata
Dan waktu terus berlalu
Penantian tak berarti sia sia
Saat perjalanan adalah pencarian diri
Laksana Adam dan Hawa
Turun kebumi terpisah jarak waktu
Dipenantian mencari diri
Memohonkan ampunan dipertemukan
Bidadari telah menyentuh hati
Teguhkan nurani
Bidadari telah menyapa jiwa
Memberikan makna
Segera kujemput engkau bidadari
Bila tiba waktu ketemukan aku
Ya Ilahi Robbi keras ku mencari diri sepenuh hati
Teguhkan aku dilangkah ini
Dipencarian hakikat diri
Dan izinkan kujemput bidadari
Untuk bersama menuju Mu, mengisi hari
mengisi hari..
Apa yang menarik perhatian saya ialah lirik pada rangkap kedua akhir.."Saat perjalanan adalah pencarian diri".......Ternyata ia cukup signifikan bagi saya...
Suasana di wad kecemasan kelihatan tegang. Kelihatannya seperti beberapa orang doktor dan jururawatnya berusaha menyelamatkan nyawa makhluk tuhan itu. Ibunya sedang bersabung nyawa untuk melahirkan anaknya. Baginya, anaknyalah penyambung warisan mereka selepas ini. Mesin mengesan kadar denyutan jantung menunjukkan pelbagai frekuensi yang sukar difahami. Lakaran frekuensi yang turun naik itu sedikit sebanyak mendebarkan hati.
“Cepat, ambilkan saya tuala itu!” kata doktor itu dengan suara yang sedikit bergetar.
Kepala bayi itu di sambut dengan cermat. Dia menarik perlahan-lahan kepala itu bagi mengelakkan sebarang komplikasi yang boleh berlaku ke atas bayi itu . Peluh keringat berembun di dahinya. Jururawat yang berada di sana sempat menahan keringat itu dari terus membasahi wajah doktor itu. Doktor itu berusaha sehabis mungkin untuk menyelamatkan nyawa anak pesakitnya. Segala ilmu perubatan yang dipelajari dan dimilikinya dimuntahkan di situ. Dengan tangan yang sedikit tergetar-getar, dia akhirnya berjaya menyambut kelahiran makhluk ciptaan tuhan yang begitu unik sekali. Lengkap dengan sepasang anak mata yang menghitam disusuli pula dengan sepasang tangan yang sungguh cukup sifatnya. Kelahiran anak pasangan Kogiu dan Kahui itu begitu comel sekali. Kelahiran ini sentiasa dinanti-nantikan sejak kesekian lamanya.
Akan tetapi, kelahiran yang cukup menggembirakan itu hanya bertahan beberapa saat sahaja. Bayi comel itu sebenarnya dilahirkan dengan kekurangan sifatnya. Dia dilahirkan dengan hanya satu kaki sahaja. Cuba bayangkan bagaimana dia mahu meneruskan hidupnya di kala dewasa nanti? Bagaimana pula dengan zaman kanak-kanaknya juga? Dapatkah dia bermain seperti kanak-kanak lain? Perasaan hiba menyelubungi segenap ruang wad kecemasan itu. Mereka semua hanya mampu terkesima melihat keadaan bayi itu. Kesemua fikiran melayang menghitung untung nasib kehidupan bayi itu selepas ini. Doktor yang menyambut kelahirannya cepat-cepat membedung bayi itu. Dipakaikannya topi, sarung tangan, sarung kaki dan kemudiannya dipeluknya erat-erat sekujur tubuh bernyawa itu. Dia menyalurkan haba-haba kasih sayangnya kepada bayi itu persis seperti seorang bayi yang baru lahir. Doktor itu hanya diam membisu. Dia barangkali sudah dapat meramal nasib yang bakal menimpa bayi itu selepas ini.
Selang beberapa hari, perbincangan di antara doktor-doktor telah diputuskan. Bayi Pongo Mygmaeus spesies sumatera itu harus dimatikan. Jika dia hidup sekalipun, dia tidak berupaya untuk hidup seperti spesies-spesiesnya yang lain. Keberterusan hidup bayi Orang Utan itu hanya akan menyambung kesengsaraan hidupnya. Walaupun berat untuk mengambil keputusan ini, namun mereka pasrah. Suara majoriti yang menyokong keputusan ini secara tidak langsung mengaburi suara minoriti doktor yang menyambut kelahiran bayi itu. Dia sama sekali tidak bersetuju dengan cadangan itu. Baginya, anak Orang Utan itu harus diberikan peluang untuk hidup. Kita tidak tahu tentang untung nasibnya kelak. Kita hanyalah manusia yang tidak bisa meramalkan apa-apa. Baginya juga, walau seberat mana zarah dosa yang dilakukan seseorang itu, mereka layak diberi peluang untuk meneruskan hidup di muka bumi ini. Doktor itu hanya sekadar bermonolog dalaman. Tiada siapa yang menyokong cadangannya. Bayi itu ditatapnya sayu. Dia hanya mengharapkan secebis harapan dapat diberikan kepada bayi Orang Utan itu. Gerimis air mata sudah tidak tertanggung lagi.
Hari yang ditunggu telah tiba. Hari yang penuh suram itu ditatapi dengan sayu. Jari-jemari kecil bayi itu dibiarkan saja memeluk erat kelengkeng doktor itu. Dia seperti merayu-rayu supaya dibenarkan untuk terus hidup. Wajah bayi Orang Utan itu ditatapnya buat kali terakhir. Diusap kepalanya, dicium pipinya persis seperti seorang ibu yang sedang bermanja dengan anak-anaknya. Sambil mengetap bibir, air matanya laju membasahi pipinya. Tiada kata yang mampu diungkapkannya. Dia merelakan pemergiannya. Baginya, setiap yang hidup pasti akan menemui ajalnya. Cuma cara dan keadaan ajalnya saja yang berbeza. Tapi,… jauh di sudut hatinya, dia masih menginginkan supaya bayi itu dapat meneruskan hidupnya.
Dia terus merenung sepasang anak mata yang bundar itu......
Wajahnya cukup manis sekali. Segala penampilannya pasti memancing banyak mata yang meliar. Dia memang dianugerahkan Allah dengan rupa paras dan badan yang menawan. Setiap tutur katanya juga di jaga rapi takut-takut akan menyakiti hati insan lain. Dia juga sangat menghormati orang yang lebih tua, bahkan pada rakan-rakan sebaya juga dia sentiasa bermurah dengan senyuman. Alangkah sempurnanya ciptaan tuhan yang menciptakan dirinya yang cantik bukan sahaja di dalam tetapi pada masa yang sama cantik di luar juga.
Sukar baginya untuk berkata-kata tentang keburukan orang lain. Baginya, sekali dia mengata keburukan orang, beribu-ribu kali keburukannya akan terselah. Dia lebih gemar mendiamkan diri di kala rakan-rakan sepejabatnya memerihalkan tentang keburukan seseorang. Dia lebih selesa untuk menjauhkan diri agar dirinya terpelihara daripada melakukan perbuatan terkutuk itu. Bukankah fitnah itu lebih buruk daripada membunuh?
Maha suci Allah telah memberikannya kecantikan hati dan paras rupa yang menawan. Dia sentiasa bersyukur dengan kurniaan tuhan. Tapi, sayangnya, dia mungkin tersungkur dipintu Raudhah. Pintu yang menjadi idaman setiap para muslimin dan muslimat. Keharuman bau Raudhah itu mungkin juga tidak dapat diciumnya. Tapi mengapa? Bukankah dia memiliki sekeping hati yang baik dan tulus dalam merentasi kehidupan ini? Dia juga jarang menyakiti orang lain? Mengapa boleh menjadi sebegitu rupa nasibnya sehingga boleh tersungkur di pintu Raudhah? Adakah dia tidak pantas untuk melangkahkan kaki ke dalam pintu Raudhah? Apa guna amalan-amalanya sebelum ini? Apa dosanya sehingga dihukum sebegitu?..............
"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya." [Surah An-Nur:31}
Hidup bagaikan suatu rahmat daripada Allah. ketika ini, aku masih merenung kehidupanku yang semakin hari semakin mendekatkan diriku dengan kematian. Sesekali aku terfikir, ada juga baiknya jikalau masa boleh diputar kembali. Sesekali juga fikiranku ini membuatkanku menoleh ke masa yang lampau itu. Aku mengimbau kembali, bagaimanakah aku ketika itu? Samakah diriku yang dulu dengan diriku yang kini? Mungkin ya, dan mungkin sekali tidak.
Aku percaya dalam meniti denai-denai kehidupanku ini, aku kerap kali tersilap langkah. Aku menoleh seketika kepada langkah-langkah lampau itu. Aku terfikir sejenak.......Bagaimanakah langkah-langkah ini bisa bergerak sehingga bisa membentuk menjadi diriku ini yang sekarang? Ahhh....Aku pusing sekali!
Diriku ini bagaikan topeng hidup. Sesekali aku bisa memiliki topeng kebaikan. Sesekali juga aku bisa memiliki topeng kejahatan. Topeng kebaikan itu jauh lebih mahal harganya berbanding dengan topeng kejahatan. Namun, sepanjang aku memiliki topeng kejahatan yang mudah dimiliki, namun...., pasti ada saja harga yang perlu dibayar selepas memilikinya......Harga yang bisa merobek kehormatan diriku sendiri...Oh!...baruku teringat. Rupa-rupanya topeng-topeng inilah yang membentuk langkah-langkahku sehingga ke hari ini.
Justeru, aku harus bangun daripada mimpi-mimpi dunia ini! Topeng kejahatan harus disingkirkan jauh dari hidupku! Aku harus memiliki kembali topeng-topeng lain yang bisa menjernihkan dan memberikan sinar dalam hidupku ini... Biar berapapun harganya, aku sanggup!!
Tapi....., mungkinkah terdapatnya topeng-topeng lain dalam hidup ini?? Topeng kesedihan? Topeng kegembiraan? Topeng kemulian? Bagaimana pula dengan topeng hasad dengki? Ataupun mungkin manusia itu sendiri memiliki pelbagai lagi jenis topeng-topeng lain yang bisa bertukar-tukar dengan sendirinya? Kita sendiri yang memiliki jawpannya!
"Manusia adalah apa yang mereka percaya"-Anton Chekhov(1860-1904)
secalit inspirasi daripada:
Penyanyi : Good Charlotte
Tajuk Lagu: I Just Wanna Live
Dia merasakan begitu sunyi sekali malam ini. Hatinya masih lagi memberontak tanda kegelisahan yang melanda. Dia hanya mampu berzikir moga-moga dirinya ini mampu terlena. Usai berzikir, Dia berasakan dirinya sangat dingin sekali. Tubuh badannya menggigil-gigil. Kesejukannya mencengkam seisi ruang tulangnya. Kakinya kaku beku sekali. Jasadnya hanya membatu terbaring. Seisi ruang rumah menjadi semakin menghimpitnya. Dia cuba memanggil ibu bapanya, namun..................seperti tiada yang kedengaran. Dadanya semakin berombak-ombak ingin mencuri nafas yang masih berbaki itu. Dia cuba sedaya-upaya untuk menghirup sisa-sisa udara sebanyak mungkin. Segenap alam kini seperti memerhatikan keadaannya. Kesejukan malam menambahkan lagi kedinginannya hingga naik ke pangkal halkum. Jasadnya kini hanya terbaring menanti. Mungkinkah ini travelog terakhir baginya?
Aku berjalan seperti jasad yang tidak bernyawa. Sungguh gelap hidupku ini. Sinar cahaya seakan semakin gelap menyuluhi aku. ....Mengapa diriku kini seperti tidak bermaya lagi...HANYUT dalam segala perkara yang aku ciptakan sendiri....MINDAKU..JASADKU....HATIKU, seperti terkunci untuk menyembah Mu...Mengapa Ya Allah? Mengapa selemah ini imanku?
Kesal aku memikirkannya...Aku dinodai dengan duniaku sendiri......Walhal aku mampu memilih untuk meniti di jalan Mu ..Ya Allah....aku GAGAL....berkali-kali sudah ku daki tanggaMu ...tapi..berkali-kali juga aku jatuh!!!..aku sememangnya seorang yang lemah..Ya Allah...bangkitkan aku...bangunkan aku..SEDARkan aku..
Aku......aku sudah terlampau lama terlena dalam mencari keredhaanMu...
diriku kini KESAL....aku bangun di subuh Mu...aku merenung diluar....Ya Allah...Maha suci Allah yang menjadikan fajar itu sangat ISTIMEWA...Kau menunjukkan kekuasaanMu yang membuatkan ku terus SUJUD menyembaMu wahai tuhan yang Esa....padamulah Tempat ku bersujud....Menangisi air mata penyesalan....MENYESAL...Ya Allah.....Aku sangat Menyesal...Aku Malu dengan apa yg telah aku lakukan..
Di saat fajar yang menyinsing ini, kurapatkan kedua-dua tanganku......Aku berdoa kepadaMu... Padamlah segala api kejahatan... Padamlah segala Api kemaksiatan...Padamlah segala api yang bisa membuatku terleka daripada mengingatiMu, Ya Allah... Sesungguhnya kaulah tuhan yang mampu melakukan dan merubah segala-galanya..
Ya Allah....Sesungguhnya HIDUPKU, SUJUD terakhirku, MATIKU.....Hanya padaMU....Ya Allah...
Beberapa hari lepas saya berkesempatan untuk menonton filem Hairspray yang ditayangkan di televisyen. Bagi saya filem ini memiliki suatu tarikan yang amat unik sekali. Jalan ceritanya ringkas tetapi masih mampu menyuntik elemen yang kadang kala mampu membuatkan kita berfikir sejenak. Mungkin sesetengah berpendapat hero kacak dalam cerita ini iaitu Zac Efron merupakan pelaris untuk seseorang menontonnya. Tetapi bagi saya ia hanya sekadar satu bahan penarik sahaja dan jalan ceritanya tidak terjejas sama sekali jikalau hero itu tidak berlakon sekalipun. Jika di nilai dari sudut pandangan yang berbeza, ia bukannlah hanya sebagai suatu filem bercorak muzikal seperti filem High School Musical dan Mamma Mia, namun ia lebih kepada filem yang memperjuangkan ideologi-ideologi perkauman yang berlaku di Amerika pada waktu itu dan bagaimana elemen-elemen ini membatu menyatukan mereka yang berkulit hitam dengan mereka yang berkulit cerah.. Sentimen ini disuntik supaya jalan ceritanya lebih menarik daripada hanya bercerita tentang golongan remaja yang suka berhibur.
Semasa menonton filem ini, ia sedikit sebanyak memberi impak kepada saya bila mana pada waktu itu dasar apartheid masih lagi di amalkan di Amerika. Mereka yang berkulit hitam dinafikan hak pada waktu itu termasuklah hak untuk berhibur. Apa yang membuatkan saya berfikir pada waktu itu adalah semangat bagaimana mereka ini boleh bangun menentang penindasan ini. Kadang kala hidup ini memerlukan banyak pengorbanan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik kepada generasi yang akan datang. Malaysia sekali pun tidak terlepas dalam masalah ini. Kita sendiri dapat melihat bagaimana golongan terdahulu memperjuangkan kemerdekaan supaya generasi kita dapat merasai segala kemudahan dan kebebasan seperti sekarang.
Kita sendiri perlu belajar untuk melepaskan diri kita dari terjebak dengan pelbagai perkara yang buruk. Kita juga harus mencari pelbagai pengalaman hidup supaya ia boleh menjadi sesuatu yang berguna pada masa hadapan. Bukankah pengalaman itu merupakan guru yang terbaik untuk kita? Di sini apa yang ingin ditekankan ialah kita harus berjuang bukan sahaja untuk orang lain tetapi juga untuk diri kita sendiri. Perjuangan bukan hanya semata-mata di medan perang namun ia lebih kepada melepaskan diri kita daripada anasir-anasir negatif. Perjuangan tidak akan terhenti selagi kita semua masih hidup.
Untuk merasai kehidupan yang lebih selesa, seseorang itu perlulah sanggup menghadapi sebarang rintangan yang mendatang. Hidup memerlukan pengorbanan dan jati diri yang kuat. Hiduplah demi masa depan anda semua. Hiduplah demi generasi akan datang. Hiduplah demi agama dan tuhan anda. InsyaAllah, Anda bakal ketemu matlamat sebenar mengapa anda hidup selain hanya menjadi khalifah di muka bumi ini.
Assalammualaikum dan salam sejahtera saya ucapkan kepada semua pembaca sekalian. Untuk entry yang pertama saya tidak mahu menaipnya terlalu panjang. Cukuplah sekadar perkenalan kita bersama. Terlebih dahulu saya ingin ucapkan ribuan terima kasih kepada pensyarah subjek Penulisan Kreatif (SKMM2083) iaitu PM Dr. Misran Rokimin dan PM Dr Mawar Shafei. Dengan adanya blog ini saya berharap saya mampu untuk kembali aktif kerana sebelum ini saya juga sudah memiliki blog yang sendiri. Tetapi disebabkan kekangan masa, saya akhirnya mengambil keputusan untuk tidak menulis blog lagi. Diharap dengan segala penulisan kreatif yang terkandung di dalam blog ini sedikit sebanyak dapat memberikan pengetahuan yang berguna kepada pembaca.
